Jogja diguncang gempa

By Nico Wijaya - May 29, 2006

Tanggal 27 mei 2006, hari sabtu pukul 05.57 wib, Jogjakarta dan sekitarnya diguncang gempa sebesar 5,9 SR. Sampai saat ini ditulis, lebih dari 5000 jiwa meninggal, ribuan orang luka-luka, ribuan rumah hancur dan rusak akibat gempa yang terjadi. Disini, saya akan menceritakan kronologis peristiwa pada saat gempa terjadi dan pasca gempa (waktu yang dikronologikan disini adalah waktu perkiraan, tempat kejadian jalan kaliurang km 14,6).

Hari Pertama.
05.57 :
Gempa terjadi dengan guncangan yang cukup keras sekitar 1-3 menit. Menyebabkan orang-orang berhamburan keluar dari rumah.Alhamdulilah, saya tidak mengalami luka-luka. Pada saat itu saya berpikir gempa ini diakibatkan dari aktifitas gunung merapi, langsung saja saya melihat ke arah merapi. Tampak merapi mengeluarkan asap tebal dan besar (sering disebut awan panas atau 'wedhus gembel') berwarna abu-abu kecoklatan.
Aktifitas merapi ini berlangsung cukup lama. Sehingga muncul kesimpulan dibenak saya bahwa gempa disebabkan karena aktifitas gunung merapi.

06.30 - 08.00 :
Keadaan mulai tenang, aktifitas gempa tidak terjadi. Warga masih diluar rumah. Jalur komunikasi seluler masih aktif.

08.00 - 11.00 :
Muncul isu bahwa air laut naik kedaratan. Isu ini berkembang dengan cepat sehingga membuat orang-orang panik. Jalan kaliurang dipadati masyarakat yang ingin menyelamatkan diri. Masyarakat ini ada mencoba melarikan diri ke utara atau kearah gunung merapi, ada juga yang melarikan diri ke arah selatan atau arah kota Jogjakarta. Pada saat ini, situasi dalam keadaan panik, bingung cemas dan lain-lain. Ada seorang ibu sambil menangis dia membonceng anaknya yang mengenakan seragam sekolah. sepasang Suami istri sambil berjalan kaki, bergantengan tangan mencoba menyelamatkan diri. Beberapa orang tampak mengantri membeli voucher pulsa dan tampak pula yang sedang membeli bensin. Dari arah merapi, mobil siaran langsung SCTV ikut memadati jalan. Mencoba untuk mencari informasi serta merekam kejadian.
Terdengar dari atas mobil, seorang petugas SAR mencoba untuk menenangkan massa bahwa tidak terjadi tsunami di Jogjakarta. Tetapi karena dalam keadaan panik, massa tampak tidak begitu terpengaruh oleh informasi tersebut.
Kejadian ini cukup membuat saya terharu dimana melihat orang-orang dalam keadaan sedih dan panik. Disaat itu saya dan teman teman satu kos, berhenti di pinggir jalan sambil mengamati keadaan. Saya tidak percaya kalau ada tsunami atau air naik ke daratan jogjakarta. Karena wilayah tempat saya tinggal ini termasuk dataran tinggi.
pada saat ini, jalur komunikasi seluler sibuk. Agak sulit untuk menghubungi seseorang lewat telpon.

11.00 -
Suasana sudah tenang,tsunami tidak terbukti, Saya dan teman-teman sudah kembali ke kos. Masak mi, sarapan pagi sekaligus makan siang. Dari berita tv (setelah gempa,stasiun tv yang bisa ditangkap siarannya hanya dua yaitu SCTV dan Trans TV), dikabarkan bahwa terjadi gempa dilaut, bukan dari gunung merapi. Dikabarkan, korban jiwa yang diketahui baru beberapa orang.
masih terjadi beberapa gempa susulan yang tidak begitu kuat.
toko-toko atau warung makan pada tutup. Swalayan yang tetap buka, banyak didatangi pembeli. Termasuk saya, membeli mie, roti dan lainnya untuk persediaan.


16.00 -
Saya dan beberapa teman turun kekota Jogjakarta untuk melihat keadaan juga untuk menemani teman saya melihat saudaranya yang terkena musibah gempa.
Dari kawasan rumahsakit Dr.Sardjito, dipenuhi banyak orang. Baik yang luka-luka atau mencari sanak saudara. Mereka yang luka-luka ada yang dirawat di dalam tenda, dengan fasilitas seadanya.
Banyak gedung di kota Jogjakarta keadaannya rusak-rusak.
toko- toko dikawasan malioboro tutup. Mall-mall dijogjakarta, seperti malioboro mall, saphir square, mall ambarukmo dll rusak. Dari retak-retak hingga beberapa dindingnya bolong. Dan kenyataan ini Saya temukan pada gedung-gedung yang lainnya. Baik itu kampus universitas ataupun kantor pemerintah.

17.45 -
Sholat maghrib di masjid kampus UGM dalam keaadaan gelap. Sehabis sholat, saya melihat banyak mahasiswa yang mencari aman dengan duduk-duduk di luar masjid.

21.00 -
Saya sudah kembali kekos. Warga sekitar banyak yang tidur diluar rumah dengan menggelar tikar, kasur dan mendirikan tenda seadanya. Saya sendiri beserta teman satu kos, tidur di teras rumah. Trauma akan gempa masih menghantui kami semua. Disaat tidur, kami masih merasakan beberapa gempa susulan.

nb : foto diatas adalah foto dari saphir square mall yang baru dioperasikan tahun ini. foto sumber dari teman.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments